Dr. Masaru Emoto, ketua dari Institute International Hado Membership (IHM) yang telah melakukan beberapa eksperimen yang menakjubkan mengenai kristal air. Menurutnya, lima tahun yang lalu, sebuah asteroid membawa es ke bumi. Para peneliti dari Universitas Hawaii mengukur dan menemukan bahwa beratnya 100 ton. “Setiap tahun ada puluhan juta kepingan es sebesar itu jatuh ke bumi dari ruang angkasa. Apabila kita menghitung jumlah air yang terbawa, orang akan melihat bahwa sangat mungkin asal mula air di bumi berasal dari ruang angkasa. Para peneliti Universitas Hawaii mengatakan bahwa mungkin pada permulaan di bumi tidak ada air dan air muncul di bumi berasal dari ruang angkasa.
Pendapat Masaru Emoto tersebut diperkuat dengan penemuan terbaru. Seorang peneliti dari ilmu fisika Universitas Lowa menyimpulkan bahwa setiap hari ribuan komet berukuran rumah-rumah kecil memasuki atmosfer bumi, dan semuanya dapat dikategorikan planet-planet air. Begitu komet-komet ini memasuki atmosfer, mereka terurai dan berubah menjadi uap air. Foto-foto yang merekam bumi pada saat itu memperlihatkan titik-titik gelap yang dinaungi oleh uap air. Foto-foto ini dapat membantu mengindentifikasi ukuran dan jumlah komet pembawa air memasuki atmosfer bumi. Fisikawan, Louis A. Frank mengatakan bahwa mereka menemukan sesuatu datang pada kecepatan dua puluh komet per menit atau satu komet per tiga detik. Dia juga mengatakan tipe komet tersebut terlihat seperti dua buah kamar rumah kecil dan beratnya dua puluh sampai empat puluh ton.
Profesor Frank menggunakan satelit NASA untuk mengambil gambar-gambar tersebut. Pertama kali dia mempublikasikan hasil penelitiannya pada tahun 1986. Dia mengatakan kepada wartawan CNN bahwa ini sepertinya “hujan kosmik” yang halus dapat dianggap satu-satunya sumber air di bumi. NASA pun menanggapi penelitian Dr. Frank dengan serius. Petugas NASA, Steve Maran memberitahu CNN bahwa walaupun masih memerlukan banyak penelitian untuk benar-benar memahami komet-komet ini, namun jelas sekali bahwa mereka mengandung jumlah air yang besar.
“Kulit es yang keras ini mengelilingi dengan longgar membungkus “bola-bola salju”. Ketika komet-komet masuk ke atmosfer bumi, bola-bola salju tersebut terurai dan menjadi uap air. Tidak seperti komet yang lebih besar, mereka tidak mengandung debu dan metal. Kesimpulannya, mereka tidak terang seperti komet besar ketika melintas udara. Sejak mereka terurai terpisah pada ketinggian di atas 965 km, mereka bukan sebuah ancaman bagi manusia atau pesawat terbang,” demikian seperti dikutip CNN belum lama ini.
Menurut penelitian ilmiah terbaru ini telah ditemukan bahwa air bumi terbentuk selama jutaan tahun dari luar angkasa melalui miliaran meteor yang jatuh di Bumi. Sangat menakjubkan bahwa Al-Qur'an telah mengungkapkan sumber air dari langit. Allah SWT mengatakan:
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (Al-Mukminun : 18)
Subhanallah...Ayat ini menegaskan bahwa sumber air bumi adalah dari langit, sebuah fakta yang telah terbukti secara ilmiah. Sepertinya fakta ilmiah itu tidak diketahui pada saat wahyu Al-Qur'an. Ini perlu direnungkan, karena pertanyaan ini diungkapkan jauh sebelum manusia mengetahui alat cangggih dan jauh sebelum manusia memiliki ilmu tentang astronomi. Namun hal ini merupakan fakta bahwa wahyu yang diterima Nabi Muhammad telah membimbing dan menjelaskan akan fakta yang telah ditemukan para lmuan empat belas abad yang lalu.
Subhanallah...MahaBenar Allah atas segala firman-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar